Pemicu gempa bumi adalah pergerakan dari lempeng-lempeng tektonik yang mengakibatkan permukaan bumi saling bertumpuk, retak, atau bengkok pada saat lempeng-lempeng tersebut bergerak melintasi satu sama lain.
1. Letak geografis negara Jepang yang rawan gempa
Tokyo terletak di pulau utama Honshu Jepang, yang berada pada tiga lempeng benua yaitu Eurasia, Pasifik dan Laut Filipina. Lempeng-lempeng yang perlahan bergerak dan saling bergesekan antara satu dengan yang lainnya, menyebabkan tekanan gempa di Jepang menjadi besar sehingga menimbulkan kekuatan gempa yang sangat dahsyat.
Gunung berapi dan parit samudra sekitar Cekungan Pasifik yang melingkari Jepang yang dijuluki dengan The Ring of Fire, memiliki andil sebagai penyebab tingginya frekuensi gempa di Jepang.
Jepang menyumbang sekitar 20 persen dari gempa bumi di dunia yang kekuatannya rata-rata lebih dari 6 Skala Richter, dan hampir setiap lima menit sekali terjadi.
2. Tsunami, penyebab dan akibatnya
Ketika gempa bumi terjadi di dasar laut, getarannya berubah menjadi tsunami dan acapkali lebih menghancurkan dibandingkan dengan gempa itu sendiri.
Tsunami, berasal dari bahasa Jepang yang berarti pelabuhan dan gelombang. Ini bisa diartikan sebagai perpindahan jumlah air laut yang sangat besar akibat adanya gerakan hebat dari lapisan kulit bumi.
Air laut bergerak seperti gelombang dan mampu menempuh jarak yang sangat jauh dalam kecepatan tinggi, sehingga dapat menyapu daratan dan menghancurkan semua yang dilaluinya.
Faktor-faktor yang menentukan tingkat kerusakan yang disebabkan oleh tsunami adalah faktor kekuatan gempa, volume air laut yang berpindah, topografi dari dasar laut dan hambatan alami yang meredam goncangan seperti karang ataupun hutan bakau.
Perusakan hutan bakau dan terumbu karang serta pembangunan rumah atau hotel di tepi pantai terbuka dituding sebagai penyebab utama tingginya angka kematian akibat tsunami.
Kevin McCue, seorang seismolog di CQUniversity di Queensland, Australia, mengatakan bahwa pusat gempa yang berada cukup jauh dari Tokyo yang notabene sebagai kota terpadat di dunia menguntungkan kota tersebut meskipun korban tsunami yang terjadi di Jepang kemarin cenderung tinggi.
"Pada tahun 1923 dalam gempa bumi besar Kanto yang mencapai 7,9 Skala Richter, menewaskan sekitar 147.000 orang sehingga perkiraan kami tsunami kemarin akan mengakibatkan korban yang cukup besar dan menimbulkan kerusakan yang sangat parah," katanya.
"Untungnya Tokyo berada sedikit lebih jauh di Utara dari pusat gempa dibandingkan Kanto sebelumnya, yang berarti lebih sedikit kerusakan yang terjadi di Tokyo bila dibandingkan dengan akibat gempa yang terjadi di Kanto."
sumber : telegraph
0 komentar