Sebuah penyelidikan dilaksanakan oleh sebuah rumah sakit di Australia setelah stafnya melakukan kesalahan aborsi.
Seorang ibu yang berusia 32 tahun memutuskan untuk mengaborsi salah satu janin bayi kembarnya karena menderita kelainan jantung. Ketika operasi dilakukan, justru bayi yang sehat yang diaborsi dan dalam operasi caesar yang berlangsung panjang, bayi yang sakit juga meninggal.
Seorang ibu yang berusia 32 tahun memutuskan untuk mengaborsi salah satu janin bayi kembarnya karena menderita kelainan jantung. Ketika operasi dilakukan, justru bayi yang sehat yang diaborsi dan dalam operasi caesar yang berlangsung panjang, bayi yang sakit juga meninggal.
Rumah sakit Royal Women di Melbourne sudah menyatakan permintaan maaf yang mendalam dan menyebutnya sebagai kekeliruan medis yang menyedihkan.
"Kami sedang melakukan penyelidikan yang menyeluruh dan akan terus menawarkan semua dukungan kepada keluarga dan staf yang terlibat," tulis pernyataan rumah sakit. Dua penyidik dari Rumah Sakit Canberra akan membantu penyelidikan dalam kasus ini.
Tragedi ini berawal ketika dokter memberi tahu ibu tersebut bahwa salah satu dari janin bayi pria kembar yang dikandungnya menderita kelainan jantung dan akan membutuhkan operasi selama bertahun-tahun, seandainya memang bisa bertahan hidup.
Ibu tersebut -yang sudah memberi nama kepada kedua bayinya- kemudian mengambil keputusan untuk melakukan aborsi atas bayi yang sakit. Akan tetapi dalam operasi, justru bayi yang sehat yang diaborsi.
Seorang teman dari ibu tersebut mengatakan dia sedang berupaya mengatasi trauma yang baru dialaminya. Keluarganya juga sudah mengeluarkan pernyataan agar media tidak mengganggu privasi mereka.
Perdana Menteri Negara Bagian Victoria, Ted Baillieu, mengatakan kepada para wartawan bahwa tragedi tersebut merupakan kesedihan bagi semua pihak. "Kami akan memastikan penyelidikan berlangsung seseksama mungkin."
sumber: bbc
0 komentar