blogtronyok - Otoritas Korea Utara mengumumkan akan memajang jasad pemimpin mereka, Kim Jong Il, yang baru saja wafat 17 Desember 2011 lalu. Tentu saja jasad ini akan dibalsem, diawetkan, lebih dulu, dengan seluruh organnya diangkat.
Tubuh yang sudah dibalsem ini kemudian akan dipajang di Kumsusan Memorial Palace, Pyongyang. Di lokasi yang sama sudah dipajang pula jasad ayah Kim Jong Il yang juga mantan pemimpin Korut, Kim Il Sung.
Tradisi mengawetkan pemimpin ini mengikuti Uni Soviet, bekas negara sponsor utama Korut di masa perang dingin di era 1980-an. Uni Soviet sempat membalsem jenazah pemimpinnya yang wafat di tahun 1924 dan jasadnya masih dipajang di Lapangan Merah, Moskow.
Prosedur pembalseman jenazah Kim Jong Il ini dilakukan oleh salah satu institusi di Moskow yang tidak disebutkan namanya. Namun, institusi ini diketahui reputasinya dalam membalsem jenazah Kim Il Sung, Lenin, pemimpin Vietnam Ho Chi Minh, pemimpin Cekoslowakia Klement Gottwal, dan Presiden Angola, Agostinho Neto.
Salah satu spesialis di institut itu sempat memberikan wawancara pada tabloid Rusia, Desember lalu. Dengan gamblang dia membeberkan proses pengambilan organ tubuh para pemimpin ini. "Pertama-tama, semua organ dalam diambil, kemudian pembuluh darah diluluhkan, dan kemudian darah diambil dari jaringan," ujar Pavel Fomenko, nama spesialis itu.
"Jasad kemudian diletakkan di bak kaca yang penuh dengan zat pembalsem, ditutup, dan diselimuti dengan kain putih. Hingga akhirnya air sel di dalam tubuh diganti dengan cairan itu," kata Fomenko yang juga menyebut proses ini memakan waktu enam bulan.
Kini, Fomenko dan rekan-rekannya siap membalsem tubuh Kim Jong Il. Belum disebutkan berapa biaya yang harus dikeluarkan Korut untuk pengawetan tubuh pemimpin abadinya itu. Namun, jika berkaca pada pengawetan sang ayah, Kim Il Sung, Korut saat itu harus membayar US$ 1 juta.
Tubuh Kim Il Sung saat ini disemayamkan di dalam peti kaca dan ditempatkan di lantai atas Kumsusan Palace. Di sini, para pengunjung diwajibkan membungkuk tiga kali ketika melihatnya. Namun, sebelumnya para pengunjung juga diwajibkan melewati pembersihan tubuh dari debu untuk mencegah kontaminasi.
sumber: liputan6
Tubuh yang sudah dibalsem ini kemudian akan dipajang di Kumsusan Memorial Palace, Pyongyang. Di lokasi yang sama sudah dipajang pula jasad ayah Kim Jong Il yang juga mantan pemimpin Korut, Kim Il Sung.
Tradisi mengawetkan pemimpin ini mengikuti Uni Soviet, bekas negara sponsor utama Korut di masa perang dingin di era 1980-an. Uni Soviet sempat membalsem jenazah pemimpinnya yang wafat di tahun 1924 dan jasadnya masih dipajang di Lapangan Merah, Moskow.
Prosedur pembalseman jenazah Kim Jong Il ini dilakukan oleh salah satu institusi di Moskow yang tidak disebutkan namanya. Namun, institusi ini diketahui reputasinya dalam membalsem jenazah Kim Il Sung, Lenin, pemimpin Vietnam Ho Chi Minh, pemimpin Cekoslowakia Klement Gottwal, dan Presiden Angola, Agostinho Neto.
Salah satu spesialis di institut itu sempat memberikan wawancara pada tabloid Rusia, Desember lalu. Dengan gamblang dia membeberkan proses pengambilan organ tubuh para pemimpin ini. "Pertama-tama, semua organ dalam diambil, kemudian pembuluh darah diluluhkan, dan kemudian darah diambil dari jaringan," ujar Pavel Fomenko, nama spesialis itu.
"Jasad kemudian diletakkan di bak kaca yang penuh dengan zat pembalsem, ditutup, dan diselimuti dengan kain putih. Hingga akhirnya air sel di dalam tubuh diganti dengan cairan itu," kata Fomenko yang juga menyebut proses ini memakan waktu enam bulan.
Kini, Fomenko dan rekan-rekannya siap membalsem tubuh Kim Jong Il. Belum disebutkan berapa biaya yang harus dikeluarkan Korut untuk pengawetan tubuh pemimpin abadinya itu. Namun, jika berkaca pada pengawetan sang ayah, Kim Il Sung, Korut saat itu harus membayar US$ 1 juta.
Tubuh Kim Il Sung saat ini disemayamkan di dalam peti kaca dan ditempatkan di lantai atas Kumsusan Palace. Di sini, para pengunjung diwajibkan membungkuk tiga kali ketika melihatnya. Namun, sebelumnya para pengunjung juga diwajibkan melewati pembersihan tubuh dari debu untuk mencegah kontaminasi.
sumber: liputan6
0 komentar