­
­

Ini Dia Tren Travel di Tahun 2018

Tahun 2018 ini tren traveling milenial terus berubah, Dwidayatour mencoba melakukan riset digital pada 1.700 warganet milenial tentang kebutuhan travelingnya, dan hasilnya cukup unik. Dari 1.700 responden tersebut, 40 persen laki-laki dan 60 persen sisanya perempuan. Mereka mengisi form digital yang disebarkan mulai Januari-Februari 2018. Berikut fakta wisata menjadi tren dari riset Dwidayatour tersebut:


1. Tujuan Berwisata 

Bukan Hanya Melepas Penat Generasi milenial yang saat ini rata-rata berusia 18-35 melakukan kegiatan wisata tidak hanya untuk refreshing. Namun juga untuk mencari ide-de segar yang akan diaplikasikan mereka dalam pekerjaannya. Diketahui dari hasil riset tersebut, tujuh dari10 traveler milenial menganggap liburan itu penting, bukan lagi sekadar refreshing, tapi juga menstimulus ide-ide segar. "Ide-ide segar itu akan coba diaplikasikan di pekerjaannya, di usahanya, start-upnya. Jadi valuenya bukan sekadar melepas penat, mereka banyak yang perlu kreativitas dalam pekerjaannya," kata Hendriyapto, VP Commercial Dwidayatour.

2. Lebih Baik Singkat tapi Sering 

Kuantitas nampaknya lebih diutamakan dibanding kualitas liburan, oleh para milenial. Padatnya jadwal kegiatan mereka membuat akhir pekan menjadi waktu yang tepat untuk berlibur, dibanding harus menunggu musim liburan panjang. Dari data tersebut, waktu yang dibutuhkan milenial berlibur umumnya dua-lima hari, dan tiap tahun rata-rata empat kali liburan. "Jadi mending liburan singkat, tapi beberapa kali dibanding harus nunggu akhir tahun. Tidak heran kalau sekarang tiket weekend itu selalu penuh," pungkas Hendri.

3. Berapa Rata-rata 

Mereka Mengeluarkan Uang? Dari data riset tersebut, diketahui dengan Rp 2-10 juta sudah cukup bagi milenial untuk berlibur melepas penat. Dengan jumlah pengeluaran tersebut, milenial sudah bisa berlibur ke berbagai pulau di Indonesia juga luar negeri, berkat berbagai promo yang didapat.

4. Apa yang Banyak Dicari 

Mereka Pencarian utama generasi milenial saat liburannya yang pertama masih landmark, atau ciri khas tempat dari suatu destinasi. Tak lain dan tak bukan menurut Hendri, untuk mendapatkan foto yang bercerita hasil liburan mereka. "Pencarian selain landmark, banyak dari hasil survei mencari kuliner, culture, dan lain-lain yang unik, antimainstream, spot menarik untuk di-upload," kata Hendri.

You Might Also Like

0 komentar